Site icon Belajar Bahasa Spanyol Dan Tentang Spanyol

Situs Pemakaman Raksasa Peninggalan Zaman Batu di Spanyol

Situs Pemakaman Raksasa Peninggalan Zaman Batu di Spanyol

Peninggalan Zaman Batu di Spanyol – Suatu peradaban tercermin melalui sisa-sisa monumen atau peralatan yang mereka buat. Termasuk bagaimana kemampuan teknis dan intelektual yang ada pada masa lalu. Salah satu zaman yang memiliki berbagai monumen megah adalah zaman batu. Pada zaman batu baru atau era neolitikum, terdapat bukti kecerdasan prasejarah yang berupa dolmen Menga. Dolmen Menga terletak di Antequera, Spanyol, berbentuk gundukan pemakaman raksasa yang menuai pujian sebagai salah satu bangunan paling mengesankan dari periode Neolitikum. Monumen batu besar seberat 150 ton ini diperkirakan ada sejak 5.700 tahun yang lalu dan Daftar Slot Deposit 10 Ribu sebagai Warisan Dunia UNESCO sejak Juli 2016.

Dikutip dari IFL Science, diketahui bahwa batu puncak Menga merupakan batu terbesar kedua yang pernah digunakan dalam dolmen Neolitikum. Oleh karena itu, peneliti menggambarkan keseluruhan struktur ini sebagai “monumen batu paling kolosal yang pernah dibangun di Eropa pada masanya.” Melalui laporan penelitian yang terbit di jurnal Scientific Report pada 1 Desember 2023, para ahli mengungkap penerapan teknologi pembangunan sipil yang cukup kompleks dari masa Neolitikum.

“Studi kami berdasarkan pemetaan geologi resolusi tinggi serta analisis petrografi dan stratigrafi, mengungkap bukti geologi dan arkeologi penting untuk menentukan asal muasal batu-batu besar yang digunakan dalam pembangunan monumen ini,” tulis peneliti. Dengan menggunakan serangkaian teknik analisis petrografi dan stratigrafi, para peneliti mengetahui bahwa batu Menga kebanyakan mengandung calcarenit. Calcarenit merupakan batuan sedimen detrital yang semennya buruk dibandingkan dengan batu lunak dalam teknik sipil modern.

Sejarah Peninggalan Zaman Batu di Spanyol

Meskipun sebagian besar batu-batu yang digunakan pada pembangunan megalitik prasejarah Eropa berasal dari lokasi dekat konstruksi, namun batu-batu tersebut diketahui cukup sulit untuk diangkut tanpa merusaknya. Oleh karena itu, bagi siapa pun yang membangun dolmen Menga pasti membutuhkan keterampilan teknis yang tepat, organisasi logistik dan investasi tenaga kerja yang besar. Setelah menganalisis blok bangunan dolmen tersebut, para peneliti menemukan bahwa masyarakat Neolitikum memanfaatkan kayu untuk membuat tali pengangkut.

“Kayu dalam jumlah besar pasti digunakan untuk membuat perancah yang digunakan dalam proses penggalian dan untuk menyiapkan jalan untuk mengangkut batu-batu besar tersebut,” ungkap para peneliti. Berdasarkan hasil observasi, dolmen tersebut ternyata berfungsi sebagai pemakaman. Uniknya, makam tersebut justru berada di puncak bukit. Itu artinya, makam dibuat dengan sangat hati-hati untuk memberikan tiga keunggulan lokasi utama.

Baca juga: 10 Tips Untuk Bepergian Keliling Spanyol

Pertama, posisi dolmen yang sejajar sempurna dengan gunung terdekatnya disebut sebagai “Batu Kekasih”. Sehingga ketika matahari terbit, struktur bangunan dolmen menghasilkan pola cahaya dan bayangan yang kompleks. Kedua, lokasi situs yang sedikit di bawah tambang penyedia bahan memiliki topografi ketinggian yang lebih tinggi, memungkinkan pengangkutan batu-batu besar dalam lintasan yang menurun konstan. Ketiga, substrat di puncak bukit jauh lebih stabil dibandingkan tanah lempung lunak di sekitarnya. Hal ini memberikan dasar yang lebih kokoh dan aman bagi dolmen tersebut.

Terlepas dari kelebihan-kelebihan ini, ternyata batu-batu yang digunakan tergolong lunak dan memiliki sifat keropos sehingga rentan terhadap kerusakan air. Namun, peradaban masa lalu ternyata sudah bisa mengatasi masalah ini. Para perancang Menga diketahui mengisolasi batu-batu terbesar dengan gundukan besar atau tumuli yang terbuat dari lapisan batu pasir dan tanah padat, yang saling bertautan secara hati-hati. “Pembangunan Menga merupakan perwujudan pencapaian unik yang mewakili kecanggihan teknik megalitik di prasejarah Iberia dan mungkin di Eropa,” tutur peneliti.

Exit mobile version